Rabu, 07 November 2012

Alat Musik Dan Tarian Tradisional Maluku


Tifa

Tifa adalah alat musik yang berasal dari maluku, Tifa mirip seperti
gendang cara dimainkan adalah dengan dipukul. Terbuat dari sebatang
kayu yang dikosongi atau dihilangi isinya dan pada salah satu sisi
ujungnya ditutupi, dan biasanya penutupnya digunakan kulit rusa yang
telah dikeringkan untuk menghasilkan suara yang bagus dan indah.
bentuknyapun biasanya dibuat dengan ukiran. tiap suku di maluku dan
papuamemiliki tifa dengan ciri khas nya masing-masing.
Tifa biasanya dimainkan untuk mengiringi tarian tradisional. Ini
biasanya digunakan pada acara-acara tertentu seperti upacara-upacara
adat maupun acara-acara penting lainnya
Idiokordo

 
Idiokardo adalah alat musik yang seperti siter berdawai tiga dengan cara di petik.
Alat musik ini disebut juga Tatabuhan.










         



Gong


Gong merupakan sebuah alat musik pukul yang terkenal di Asia
Tenggara dan Asia Timur. Gong ini digunakan untuk alat musik
tradisional. Saat ini tidak banyak lagi perajin gong seperti ini.
Gong yang telah ditempa belum dapat ditentukan nadanya. Nada
gong baru terbentuk setelah dibilas dan dibersihkan. Apabila nadanya
masih belum sesuai, gong dikerok sehingga lapisan perunggunya
menjadi lebih tipis. Di Korea Selatan disebut juga Kkwaenggwari. Tetapi
kkwaenggwari yang terbuat dari logam berwarna kuningan ini dimainkan
dengan cara ditopang oleh kelima jari dan dimainkan dengan cara
dipukul sebuah stik pendek. Cara memegang kkwaenggwari
menggunakan lima jari ini ternyata memiliki kegunaan khusus, karena
satu jari (telunjuk) bisa digunakan untuk meredam getaran gong dan
mengurangi volume suara denting yang dihasilkan.

Arababu


Arababu adalah alat musik jenis rebab yang terbuat dari bambu,
wadah gemanya terbuat dari kayu atau tempurung








Korno


Korno adalah alat musik yang dibuat dari siput yang dinamakan
Fuk-fuk. Alat musik ini dimainkan dengan cara ditiup.







         




TARI KATREJI

Tarian ini adalah suatu tarian pergaulan masyarakat Maluku yang biasanya digelarkan pada acara acara negeri / desa berkaitan dengan upacara-upacara pelantikan Raja / Kepala Desa, atau pada acara-acara ramah tamah masyarakat negeri/desa dengan tamu kehormatan yang hadir di negeri/desa-nya.Dari pendekatan sejarah, tarian ini merupakan suatu AKULTURASI dari budaya Eropa (Portugis dan Belanda) dengan budaya Maluku.Hal ini lebih nampak pada setiap aba-aba dalam perubahan pola lantai dan gerak yang masih menggunakan bahasa Portugis dan Belanda sebagai suatu proses BILINGUALISME.Dalam perkembangannya tarian ini kemudian menjadi tarian rakyat yang hampir setiap saat digelarkan pada acara-acara pesta rakyat, baik yang dilaksanakan pada saat hajatan keluarga, maupun negeri/desa, yang menggambarkan suasana suka cita, kegembiraan seluruh masyarakat.Tarian ini diiringi alat musik biola, suling bambu, ukulele, karakas, guitar, tifa dan bas gitar, dengan pola rithm musik barat (Eropa) yang lebih menonjol. Tarian ini masih tetap hidup dan digemari oleh masyarakat Maluku sampai sekarang.


TARI ORLAPEI SAUREKA-REKA

Tarian ini adalah tarian penyambutan para tamu kehormatan pada acara-acara Negeri/Desa di Maluku Tengah. Pada umumnya menggambarkan suasana hati yang gembira dari seluruh masyarakat terhadap kedatangan tamu kehormatan di Negeri/Desa-nya, dan menjadi ungkapan Selamat Datang. Kombinasi pola lantai dan gerak serta rithem musik lebih memperkuat ungkapan betapa seluruh masyarakat Negeri/Desa setempat merasa sangat senang dengan hadirnya tamu kehormatan di Negeri/Desa mereka.Tarian ini menggunakan properti “gaba-gaba” (bagian tangkai dari pohon sagu/rumbia sebagai makanan khas rakyat Maluku, dan dalam dialek Maluku disebut “jaga sagu”) Diiringi alat musik tradisional rakyat Maluku, yaitu : Tifa, Suling Bambu, Ukulele, dan Gitar.
Tarian ini dilakukan oleh para gadis. Alat yang digunakan dalam tarian ini adalah empat batang pelepah pohon sagu yang disusun saling bersilangan. Lalu penarinya harus melompat-lompat dengan lincah untuk menghindari jepitan pelepah batang sagu yang digerak-gerakan oleh teman-temannya sambil diiringi oleh irama musik tradisional.


TERINE MAMAE adalah permainan tradisional yang biasanya dipertunjukan /dimainkan pemuda-pemudi desa pada hari-hari tertentu, yang diangkat dari permainan bambu gila. Kini permainan rakyat di daerah Maluku Tengah tersebut sudah hampir punah dan hanya tinggal gerakan-gerakannya saja, yang digarap menjadi tari dengan gerakan-gerakan lincah pada kaki dengan posisi tangan saling terkait yang menandakan kesatuan dan persatuan










TARI LOLIYANA

Tari Loliyana atau tari Panen Lola adalah tari kreasi yang mengangkat Upacara Panen Lola ke dalam bentuk pertunjukan dengan berpatokan pada tradisi dan kebudayaan masyarakat Kepulauan Teon Nila Serua.Dalam bahasa penduduk setempat Loliyana adalah kata umum yang dipakai untuk pekerjaan mengumpulkan salah satu hasil laut yakni Lola. Panen Lola ini dilaksanakan setelah sasi lola dibuka secara resmi oleh Ketua Agama dan Pemangku Adat setempat.Di daerah Maluku sasi dikenal sebagai salah satu pranata adat yang diartikan sebagai larangan atau pantangan untuk mengumpulkan hasil alam baik hasil laut maupun hasil hutan sampai batas waktu yang telah disepakati bersama oleh seluruh masyarakat desa. Fungsinya adalah sebagai alat kontrol untuk mengatur dan menjaga kelangsungan dan kelestarian sumber daya alam dari keserakahan manusia.Proses panen lola diawali dengan pesta rakyat mengelilingi api unggun dari malam hari hingga subuh, dilanjutkan dengan syukuran dan doa kepada Yang Maha Kuasa demi keberhasilan panen yang akan dilaksanakan.Menjelang terbitnya matahari, panen dilakukan secara gotong royong. baik pria maupun wanita.Ringkasan proses panen lola inilah yang kemudian diangkat menjadi suatu garapan tari “LOLIYANA”.


TARI KABARESI

Tarian Kabaresi ini diilhami oleh semangat kepahlawanan dari Martha Christina Tiahahu yang secara filosofi berjuang untuk membela hak-hak pribumi dari kekejaman penjajah. Tari ini digarap dalam pola lantai yang lincah dan ditingkahi bunyi tifa totobuang, rebana, toleng-toleng (kentongan) dan suling bambu. 









TARI PANAH

TariPanah ini mulanya berasal dari tari perang, Menggunakan busur dan anak panah
sebagai properti yang dapat menggugah dan mengobarkan keberanian para pria.Tetapi pada perkembangannya tari panah ini digarap menjadi tari penyambutan tamu di Daerah Maluku Tenggara.








TARI BAMBU GILA
Tarian bambu gila merupakan tarian yang paling berbau mistis dari ketiga tarian yang lainnya, menurut saya, sekaligus yang paling unik. Pada zama dulu, tarian ini digunakan untuk memindahkan kapal kayu yang telah selesai dikerjakan di atas gunung ke pantai dan juga dipakai untuk memindahkan kapal yang telah kandas di laut. Namun seiring berjalannya waktu dan berubahnya zaman, tarian ini hanya menjadi sekadar hiburan.

Dalam tarian ini, bambu yang digunakan adalah bambu yang memliki panjang 10-15 meter. Sebelum dimulai, seorang dukun akan membakar kemenyan dan membacakan doa-doa agar para penari tetap selamat hingga akhir tarian. Setelah itu bambu akan terguncang-guncang perlahan-lahan dan akhirnya semakin kencang hingga 6 pria yang bertubuh besar yang memegangi bambu ini pun terbawa mengikuti arah gerakan si bambu. Seakan-akan bambu ini memiliki keinginan sendiri dan mempunyai berat yang sangat besar. Di akhir tarian, sang dukun akan membakar selembar kertas dan memakannya untuk menenangkan si bambu gila tersebu
t.


TARI LENSO
Tarian ini biasanya dilaksanakan pada saat ada pesta besar di Maluku seperti pesta pernikahan, panen tahun baru, atau perayaan besar lainnya. Biasanya tarian ini dilakukan secara massal dan ditarikan oleh siapa saja, entah pria atau wanita. Biasanya lagi, momen ini digunakan oleh para pemuda dan pemudi untuk saling berkenalan dan mencari jodoh.





                   
TARI CAKALELE
adalah tarian yang ditarikan oleh para pemuda dan pria dewasa. Tarian ini menggambarkan suasana peperangan dan gerakannya pun menirukan gerakan orang yang sedang berperang. Para penarinya menarikan tarian ini sambil memegang parang dan salawaku, perisai tradisional Maluku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar